Pola Hidup Kembali
Rasa
sesal terus menyeruak, kadang semakin membesar disetiap ruang hatinya. Bukan
perpisahan yang membuat Bima menyesal, namun pertemuanlah yang membuat ruang
hatinya semakin gusar. Love now, leave
then. Tak ada pertemuan tanpa berkahir perpisahan, begitu kata orang-orang
bijak.
Perpisahan mereka, kepergian Maya,
sungguh menyiksa hari-hari Bima. Segala sesuatu yang dihadapinya, tampak terasa
susah.
“LIFE MUST GO ON!” teriaknya di dalam hati
Waktunya pun kembali berjalan
seperti biasa, kembali bersama sahabat-sahabatnya yang pernah tak dihiraukannya
karena dulu terlalu sibuk menikmati cinta. Putra, Rozy dan Adit. Sekumpulan
sahabat gila Bima, dia merasa bersalah sempat meninggalkan mereka.
“Sudahlah, Bim. Cinta memang gila,
bahkan Netral (band) juga bilang gitu kok” kacau Rozy menyairkan suasana.
“Hahahaha iya benar…” semuanya tertawa dan menyanyikan lagu tersebut. Nyanyian
mereka membuat warung kopi semakin ramai riuh. Kegilaan sahabatnya berhasil
membunuh kegelishan dalam hatinya. “Bro, aku minta maaf, ya.” Sesal Bima. Adit
tersenyum dan memberikannya secangir kopi kesukaan Bima. “Sahabat tak pernah
melihat masa lalu sahabatnya sendiri, seburuk apapun masa lalunya itu” Adit
merangkul pundak Bima.
Entah bagaimana bisa seorang Adit
yang dulunya hanya bisa mengupil lalu menempelkan upilnya di dalam rak meja,
kini malah bisa mengucapkan kalimat bijaksana seperti itu.
Pengertian yang diberikan
sahabatnya, membuat Bima semakin mengerti. Cinta yang diberikan sahabat, walau
cinta itu tidak pernah dikatakan sahabatnya dengan kata-kata, namun dengan
perhatian, kegilaan serta candaan konyol.
“Ya iyalah mereka gak mungkin
bilang cinta sama aku. Nanti mereka malah dikira homo” pikirnya Bima dalam hati
sambil tersenyum sendiri. “Woi ngapain ketawa sendiri? Bagi-bagi dong” Putra
melihat senyum Bima. “Yaelah, Put. Orang baru putus cinta emang gitu. Mungkin
otaknya lelah.” lanjut Rozy. “Hahahaha kalian emang gila!” tangkas Bima.
Pola hidupnya kini kembali seperti
dulu, saat Bima belum melihat Maya duduk di meja kosong sebuah Coffee Shop.
Kepergian Maya, kembalinya para sahabat gila Bima. Walau kadang di tengah
keramaian bersama sahabatnya, tak jarang dia masih merasa kesepian. Mungkin
dirinya hanya belum terbiasa untuk kembali ke pola hidup lamanya.
2 komentar
blogwalking:)----------------------------> pammadistro.blogspot.com
ReplyOke gan :)
Reply