Penyelesaian Dibalik Penyesalan
Selama kita hidup, kita sering mengambil keputusan. Berdiri
di depan sebuah persimpangan, memilih jalan mana yang harus kita ambil. Tak selamanya pilihan itu selalu benar, tak
selamanya juga pilihan kita selalu salah. Begitu banyak persimpangan pilihan
yang akan terus kita temui, bahkan mungkin setiap hari kita selalu mendapat
pilihan (yang kadang) bukanlah pilihan yang berdampak besar bagi hidup kita.
Tapi mereka tetaplah sebuah persimpangan pilihan.
Dibalik suatu pilihan selalu ada penyesalan. Entah itu
sebuah pilihan yang baik, maupun buruk (bagi diri kita). Saat terjebak di dalam
ruang “penyesalan”, seringnya kita hanya duduk diam walau sebenarnya di dalam
ruang “penyesalan” terdapat sebuah pintu keluar, yaitu “penyelesaian”. Sebagian
dari kita hanya duduk diam meratapi kesalahan saat berada di persimpangan, sambil
menunggu seseorang membukakan pintu “penyelesaian” untuk membawa dirinya
keluar. Sedangkan sebagiannya lagi, terus berusaha bergerak di dalam ruang “penyesalan”,
bergerak mencari cara untuk keluar tanpa menunggu seseorang yang akan
menunjukkannya pintu “penyelesaian”.
Dan aku adalah sebagian dari mereka yang terus bergerak
untuk menemukan penyelesaian atas penyesalan yang pernah aku rasakan. Namun
membunuh rasa sesal tak semudah membalikan telapak tangan. Tentu saja perlu
proses, tapi bisa juga dipersingkat bila memiliki keyakinan bahwa hal tersebut
akan kita dapatkan lagi walau kebanyakan orang terus berkata “kesempatan tak
akan datang dua kali”.
Penyesalan sering dikaitkan dengan kesalahan (khususnya) saat memilih pasangan. Bisa pacaran, bisa juga jenjang yang lebih tinggi yaitu,
pernikahan. Aku bukanlah orang yang hebat dalam memilih saat diberikan pilihan.
Hanya saja aku merasa cukup kuat untuk menerima akibat dari segala pilihan yang
aku pilih. Bagiku, hanya seorang pengecut yang gagah dalam memilih namun
menjadi lemah saat menerima akibat dari pilihannya sendiri dan duduk diam
meratapi penyesalan tanpa bergerak mencari penyesalan.
Bagaimana bisa keluar dari penyesalan? Ingatlah, kita tidak
hidup sendiri di dunia ini. Banyak orang di sekitar kita, kita bisa belajar
dari mereka semua. Jangan hanya melihat ketepatan mereka dalam memilih, tapi
lihat juga cara mereka keluar dari penyesalan dan menemukan penyesalan. Sangat
munafik bila ada seseorang mengaku tak pernah sekalipun merasakan penyesalan
dalam hidupnya.
Jadi, kalian termasuk orang yang mana? Duduk diam meratapi
kesalahan saat berada di persimpangan, sambil menunggu seseorang membukakan
pintu “penyelesaian” untuk membawa dirinya keluar. Atau mereka yang terus
berusaha bergerak di dalam ruang “penyesalan”, bergerak mencari cara untuk
keluar tanpa menunggu seseorang yang akan menunjukkannya pintu “penyelesaian” ?
Thank you for visit my blog, don’t forget to coment and subscribe
Post a Comment: