Cerita di Warung Kopi
Bagi yang suka ngopi pasti tak asing lagi dengan tempat yang
bernama “Warung Kopi”. Bahasa kerennya
itu Coffee Shop. Tapi ada dua perbedaan penting antara Warung Kopi sama Coffee
Shop, walaupun artinya sama. Apa itu? Harga kopi dan suasana tempatnya. Harga
kopi per cangkir di Coffee Shop yang udah terkenal kayak Starbucks, sama dengan
empat cangkir kopi di Warung Kopi. Dan perbedaan suasana tempatnya jelas
berbeda.
Warung Kopi hanya sebuah tempat biasa dan semua orang dari
berbagai kelas duduk menikmati secangkir kopi ditambah dengan bubuk cerita lalu
diakhiri dengan suara tawa. Sedangkan Coffee Shop, yaelah bro…tau sendirilah
disana suasananya kayak gimana. Udah pasti mewah dan yang nyantai disana palingan
kalangan kelas atas, kelas menenggah ke atas dan kelas tengah menengah. 1 jam
di Warung Kopi itu rasanya sangat terasa cepat, sedangkan 1 jam di Coffee Shop
terasa sangat lama. Why? Karena suasana di Coffee Shop tak semeriah Warung Kopi,
alias membosankan.
Ini Coffee Shop
Di Coffee Shop juga jarang ada orang yang ketawa dengan
volume maksimal. Bukan maksud membandingkan, tapi ya emang jelas terasa perbandingannya.
Eh iya, di Coffee Shop juga gak bakalan ada musisi jalanan yang nyanyi-nyanyi
atau gembel gepeng apalah namanya yang datang menghampiri kita. Mulai dari anak
muda sampe orang tua, mulai dari yang pacaran sampe yang jomblo ngenes ada di
Warung Kopi. Biasanya tipe jomblo ngenes penunggu Warung Kopi itu selalu “threesome”
sama laptop-nya dan handphone-nya. Bukan woi!!! aku bukan tipe jomblo ngenes
penunggu Warung Kopi!
Tarik Kopinya, Bang!
Momen yang paling ditunggu saat lagi nyantai di Warung Kopi
itu adalaaahh…(((ENG ING ENG)))…saat ada beberapa cewek seksi dengan pakaian
bertuliskan merk rokok datang menghampiri tiap-tiap meja. Yap, that’s SPG! Tau
sendirilah SPG rokok itu kayak gimana, banyak yang cantik-cantik. Tapi ada juga
yang gak cantik, tapi body-nya melebihi kecantikkan wajahnya. Mereka itu sangat
genit, hobinya nyepik cowok-cowok fakir asmara. Tapi tujuan awal mereka nyepik
itu supaya dagangan mereka dibeli. Dasar cewek! Semuanya sama aja, kalo ada
maunya baru deh ngerayu…hiiihh!
Buat para jomblo ngenes penunggu Warung Kopi, disepik sama
SPG itu sebuah hal yang anomali. Ibaratkan padang pasir tandus kering dengan
tanah retak-retak yang udah 1 tahun gak turun hujan, tiba-tiba hujan datang
membasahi kekeringan hatinya.
Dari Warung Kopi, aku dapat belajar sesuatu yang penting. ”
Kadang mereka yang terlihat biasa saja, memiliki sesuatu yang menakjubkan di
dalam dirinya yang mampu menghibur kita tanpa sedikit pun rasa bosan. Dan tak
jarang mereka yang terlihat cantik dan
menarik dari sisi luar, sangat membosankan pada sisi dalamnya”.
Udahan dulu ya nge-blog kali ini. Aku mesti nyari tulang
rusuk aku yang udah lama hilang. Bye…eh thank you ya udah baca, jangan lupa
coment-nya
Post a Comment: