Kamis, 10 April 2014

Bagi yang suka ngopi pasti tak asing lagi dengan tempat yang bernama “Warung Kopi”.  Bahasa kerennya itu Coffee Shop. Tapi ada dua perbedaan penting antara Warung Kopi sama Coffee Shop, walaupun artinya sama. Apa itu? Harga kopi dan suasana tempatnya. Harga kopi per cangkir di Coffee Shop yang udah terkenal kayak Starbucks, sama dengan empat cangkir kopi di Warung Kopi. Dan perbedaan suasana tempatnya jelas berbeda.


Warung Kopi hanya sebuah tempat biasa dan semua orang dari berbagai kelas duduk menikmati secangkir kopi ditambah dengan bubuk cerita lalu diakhiri dengan suara tawa. Sedangkan Coffee Shop, yaelah bro…tau sendirilah disana suasananya kayak gimana. Udah pasti mewah dan yang nyantai disana palingan kalangan kelas atas, kelas menenggah ke atas dan kelas tengah menengah. 1 jam di Warung Kopi itu rasanya sangat terasa cepat, sedangkan 1 jam di Coffee Shop terasa sangat lama. Why? Karena suasana di Coffee Shop tak semeriah Warung Kopi, alias membosankan.

Ini Coffee Shop

Di Coffee Shop juga jarang ada orang yang ketawa dengan volume maksimal. Bukan maksud membandingkan, tapi ya emang jelas terasa perbandingannya. Eh iya, di Coffee Shop juga gak bakalan ada musisi jalanan yang nyanyi-nyanyi atau gembel gepeng apalah namanya yang datang menghampiri kita. Mulai dari anak muda sampe orang tua, mulai dari yang pacaran sampe yang jomblo ngenes ada di Warung Kopi. Biasanya tipe jomblo ngenes penunggu Warung Kopi itu selalu “threesome” sama laptop-nya dan handphone-nya. Bukan woi!!! aku bukan tipe jomblo ngenes penunggu Warung Kopi!

Tarik Kopinya, Bang!

Momen yang paling ditunggu saat lagi nyantai di Warung Kopi itu adalaaahh…(((ENG ING ENG)))…saat ada beberapa cewek seksi dengan pakaian bertuliskan merk rokok datang menghampiri tiap-tiap meja. Yap, that’s SPG! Tau sendirilah SPG rokok itu kayak gimana, banyak yang cantik-cantik. Tapi ada juga yang gak cantik, tapi body-nya melebihi kecantikkan wajahnya. Mereka itu sangat genit, hobinya nyepik cowok-cowok fakir asmara. Tapi tujuan awal mereka nyepik itu supaya dagangan mereka dibeli. Dasar cewek! Semuanya sama aja, kalo ada maunya baru deh ngerayu…hiiihh!

Buat para jomblo ngenes penunggu Warung Kopi, disepik sama SPG itu sebuah hal yang anomali. Ibaratkan padang pasir tandus kering dengan tanah retak-retak yang udah 1 tahun gak turun hujan, tiba-tiba hujan datang membasahi kekeringan hatinya.

Dari Warung Kopi, aku dapat belajar sesuatu yang penting. ” Kadang mereka yang terlihat biasa saja, memiliki sesuatu yang menakjubkan di dalam dirinya yang mampu menghibur kita tanpa sedikit pun rasa bosan. Dan tak jarang mereka yang terlihat cantik  dan menarik dari sisi luar, sangat membosankan pada sisi dalamnya”.


Udahan dulu ya nge-blog kali ini. Aku mesti nyari tulang rusuk aku yang udah lama hilang. Bye…eh thank you ya udah baca, jangan lupa coment-nya

Post a Comment: