Jumat, 24 Januari 2014



Sekitar enam bulan yang lalu, aku sama orang tua aku ke Kuching. Bagi orang tua aku sih, mereka kesana buat nemankan Bapak aku Check Up di Rumah Sakit Timberland, tapi buat aku sih ini liburan yang lumayan menghibur daripada mati kebosanan di rumah. Kami berangkat dari Pontianak – Kuching, sekitar 12 jam perjalan hasru ditempuh. Selama di Bus, aku cuma bisa dengarin lagu sambil tidur-tiduran. Setelah 12 jam perjalanan, kami tiba di perbatasan antar negara. Sampai disana, ada tulisan yang lumayan bikin ngakak. Bahasa melayu mereka sedikit lebih kasar alias absurd dibanding bahasa melayu sehari-hari masyarakat Pontianak.
Artinya : silahkan beratur
 Akhirnya kami sampai di Terminal Kuching, pemandangannya lumayan mencengangkan. Kenapa? Bayangkan saja, terminal disana lebih mewah dari Bandara Supadio di Pontianak,  tata kota disana juga rapi dan yang pastinya ya lebih bersih hahaha…

Kami bergegas mencari taksi, karena jarak hotel lumayan jauh dari terminal. Kemudian kami tiba di hotel, namanya Arief Hotel, ada satu hal lagi yang buat aku menahan ngakak, resepsionis-nya lekong cyiinn hahaha… Tarif penginapan disana tidak terlalu mahal, sekitar 70 RM/malam. Fasilitasnya bisa dibilang ciamik dan yang paling penting ya ada wi-fi. Apalah arti hidup tanpa koneksi internet…

 Pemandangan diluar jendela hotel

Emak sama Bapak aku langsung istirahat di hotel, tapi aku langsung jalan-jalan sendirian. Biarpun hujan gerimis, niat pengen ngopi udah gak bisa ditahan lagi. Tibanya di Kedai Kopi, aku langsung mesan kopi, awalnya sih bingung mau ngomong pake bahasa apa. Karena bahasa inggris aku lumayan keren, jadi yaa..

“i want a cup of coffee” tanyaku dengan cool
“indon (re: orang Indonesia) ya bang?” balasnya
“oh iya, mbak. Saya pesan kopi satu ya…” sambil nyegir kuda

Yuhuu...Coffee time

Begitulah percakapan pentingku dengan mbak-mbak yang ternyata juga orang Indonesia. Ternyata oh ternyata hampir semua karyawan Kedai Kopi dan tempat nongkrong lainnya adalah orang Indonesia. FYI, gaji mereka disana bisa dibilang lumayan besar, sekitar 1000 RM. Lebih kurang dengan gaji PNS, pantasan banyak TKI yang tergiur.

Bersambung….

Post a Comment: